9 Sumber Kesalahfahaman tentang Bahan PVC



1. Analisa Daur Hidup – Life Cycle Analysis (LCA)

Banyak pakar sepakat bahwa untuk benar-benar memahami dampak lingkungan dari penggunaan suatu produk, seluruh daur hidup produk tersebut harus dievaluasi secara seksama. Inilah yang disebut Analisa Daur Hidup.

Efek-efek lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi suatu produk dengan berjalannya waktu dapat dikompensasi atau diimbangi dengan usia pakai yang panjang, manfaat yang besar dari digunakannya produk tersebut serta dampak lingkungan yang rendah atas penggunaan produk tersebut. Misalnya, untuk kasus jendela PVC, emisi yang terjadi selama proses pembuatan produk ini ternyata tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan keuntungan yang didapat selama puluhan tahun karena penggunaan jendela PVC: penghematan energi.

  • Produk-produk dari bahan PVC unggul dalam efisiensi energi, kapasitas isolasi termal, kontribusi yang rendah terhadap efek rumah kaca, kemudahan perawatan dan usia pakai yang panjang (tahan lama).
  • Hasil studi terbaru tentang daur hidup produk PVC di sektor konstruksi bangunan menyatakan bahwa dampak lingkungan dan kesehatan dari digunakannya produk PVC sama atau lebih kecil dibanding kebanyakan bahan-bahan lain.

2. Keselamatan Kerja

Pada tahun 1973, dokter-dokter di suatu pabrik VCM (vinyl chloride monomer, bahan baku utama PVC) menemukan beberapa kasus suatu jenis kanker hati yang langka yang diidap beberapa pekerja disitu. Dalam masa dua tahun sesudahnya US Occcupational Safety and Health Administration (OSHA) dan US Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan regulasi untuk mengurangi paparan terhadap bahan kimia dan emisi bahan kimia ke lingkungan sekitar. Untuk memenuhi tuntutan ini industri PVC di seluruh dunia merekayasa-ulang proses produksinya.

  • Tidak ada lagi kasus terdokumentasi tentang pengidap kanker di kalangan pekerja di industri VCM dan PVC yang karirnya dimulai semenjak diresmikannya regulasi tersebut.

3. Vinyl Chloride Monomer (VCM)

EPA memperkirakan bahwa emisi VCM di industri PVC telah ditekan sebanyak lebih dari 99% semenjak tahun 1970-an. Lebih jauh lagi, tidak ditemui adanya catatan kasus dimana ada anggota masyarakat dirugikan karena paparan VCM.

4. Dioxin

PVC merupakan sumber dioxin yang sangat rendah, begitu rendahnya hingga kadar dioxin di lingkungan sekitar kita pada dasarnya tidak berubah jika semua pabrik PVC ditutup dan semua produk PVC tidak digunakan lagi di seluruh dunia. Di lain pihak justru banyak sekali manfaat penting yang didapat dari penggunaan PVC di seluruh dunia selama ini.

Akan tetapi industri PVC tetap terus menerus mengupayakan pengurangan dihasilkannya dioxin, pada saat ini proses produksi PVC hanya menghasilkan beberapa gram dioxin saja per tahun.

Sumber dioxin yang utama diantaranya kebakaran hutan, gunung meletus, pembakaran kayu di perapian, emisi kendaraan bermotor dan proses pembuatan bahan bangunan yang lain.

Menurut data dari EPA, tingkat emisi dioxin selalu menurun sepanajng 30 tahun terakhir, sementara volume produksi PVC telah meningkan menjadi tiga kali lipat pada jangka waktu yang sama.

       Menurut EPA:
    • Porsi emisi dioxin oleh industri PVC adalah sangat kecil, hanya 0.5% dari total emisi dioxin.
  • 5. Pengisian tanah (Landfill)

    Produk-produk dari bahan PVC bersifat sangat tahan terhadap kondisi korosif yang terjadi pada landfill dan tidak akan menjadi rusak atau terdegradasi dalam kondisi tersebut. Bahkan PVC seringkali digunakan untuk membuat pembungkus dan penutup bahan-bahan yang ditimbun tersebut karena kestabilannya dan ketahanannya terhadap bahan-bahan yang korosif.

    • Bahan PVC yang berakhir di landfill hanya sekitar 0.6% dari berat total limbah tersebut.
    • Sekitar 18 juta pound limbah berbahan PVC batal dikirim ke landfill dan didaur ulang menjadi produk-produk generasi kedua.

    6. Asam Klorida (HCl)

    Asam klorida (HCl) adalah produk sampingan dari pembakaran bahan PVC. Dalam situasi kebakaran yang sesungguhnya, kandungan HCl di udara jauh lebih rendah dari batas konsentrasi yang dinyatakan berbahaya bagi manusia. Karena sifatnya yang menimbulkan iritasi dan baunya yang menyengat, HCl yang terbakar justru berfungsi sebagai zat yang memacu orang untuk menjauh dari tempat terjadinya kebakaran.

    7. Phthalate dan Aditif-Aditif yang lain

    Sifat-sifat fisik PVC menyebabkan aditif-aditif seperti stabilizer dan antioxidant dengan aman terkurung dalam struktur bahan tersebut dan tidak mudah lepas mencemari manusia dan lingkungan sekitarnya. Akan tetapi yang akhir-akhir ini ramai diberitakan adalah kekhawatiran tentang paparan plasticizer dari jenis phthalate yang banyak digunakan dalam produk PVC yang lunak. Data hasil studi yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun menyimpulkan bahwa phthalate tidak menyebabkan gangguan pada kesehatan dan kesejahteraan manusia.
    • Aditif-aditif PVC telah dipelajari selama bertahun-tahun oleh para ilmuwan yang independent, badan-badan pemerintah:serta industri, dan saat ini bahan PVC telah digunakan dengan aman selama lebih dari 50 tahun.

    8. Pembakaran sampah (Insinerasi)

    PVC dapat dengan aman di-insinerasi dan energi hasil pembakarannya digunakan lagi. Studi skala besar yang dilakukan oleh American Society of Mechanical Engineers (ASME) menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kandungan klorin dalam sampah dan jumlah emisi dioxin yang dihasilkan dalam proses pembakaran sampah tersebut secara terkontrol dalam insinerator.

    Studi tersebut menyebutkan bahwa banyak literature ilmiah yang secara jelas telah menyebutkan bahwa kondisi operasi pembakaran adalah factor terpenting yang menyebabkan terjadinya dioxin.

    9. Klorin

        PVC tidak menyebabkan pencemaran udara.karena gas klorin yang digunakan untuk membuat PVC terkunci rapat secara kimiawi dalam struktur bahan PVC. Juga ketika PVC didaur ulang, dimanfaatkan sebagai pengisi tanah (landfill), ataupun dibakar dalam incinerator modern, emisi gas klorin ke lingkungan tidak terjadi.

     

    Posting Komentar

    Lebih baru Lebih lama